Ini merupakan cerita sukses toilet training anak yang pernah saya terapkan ke si kecil yang sekarang ini sudah tidak kecil lagi. Sukses toilet training pada anak usia 5 tahun atau 6 tahun merupakan sebuah proses tidak simsalabim. Berbagai metode telah saya terapkan salah satunya dengan pohon prestasi seperti yang pernah saya posting sebelumnya.
Anak saya dari semenjak bisa jalan sudah saya ajarkan ke toilet dan hampir bisa pada saat masuk usia 4 tahun. Namun terjadilah kemunduran. Banyak juga ibu-ibu lain yang anaknya juga mengalami kemunduran seperti pipis lagi dicelana akibat cari perhatian karena kedatangan adik baru. Meskipun demikian apapun penyebabnya tetap harus belajar toilet training kembali sampai bisa.Ya, sampe bisa! itu kata si psikolog anakku.
saya agak hawatir krn usia tk dah hampir selesai namun toilet training belum sukses juga, si psikolog terus memotivasi aku agar terus membantu anakku sukses toilet trainingnya. Dia mengatakan " Kita tunggu perkembangan sampai dia masuk SD".
Akhirnya usia 6 tahun, anakku dah pintar. Klo sebelumnya bila menjelang malam hari saya suruh dia diet air untuk menghindari bocor malam. Namun saat masuk usia 6 tahun awal, ketika dia merasa ingin pipis pada malam hari dengan pintarnya ia membangunkan saya atau ayahnya. Memang sih ini butuh prosaes, awalnya terbangun sambil nangis n pipis di pinggir tembpat tidur. Trus saya motivasi, " wah pintar,, ayo ganti celananya". Padahal saat itu kita jjuga ngantuuk berat, sambil berusaha melek mata ngelayanin anak terus lap pipisnya. Ini dikerjakan harus ikhlas loh,, Besoknya, puji anak sambil motivasi kembali " nanti klo mo pipis lagi kita cepet ke kamar mandi ya".
Sekarang saya mengerti maksud pertanyaan psikolog:
apakah pipiisnya saat malam hari?
saat bagaimana dia pipis?
Kesimpulan saya: saat malam hari mungkin ada hubungan dengan jumlah air yang masuk dengan daya tampung. Namun terkadang ada juga karena faktor dia lagi mimpi buruk. Ini saya ketahui dari insting loh,,, krn setiap anak saya sedang mimpi buruk pasti saya bangun. Saya liat dia gelisah dan terkadang mengeuarkan suara-suara seperti ketakutan.
Kesimpulan dari saat bagaimana dia pipis?? yang pertama memang benar-benar faktor psikologis dia benar-benar bocor disaat dia santai, main, nonton. Ini tingkat keseriusan pada aktifitas si anak tidak telalu tinggi tapi tetap bocor. Setelah psikologis mulai membaik, si anak terkadang bocor namun saat2 tertentu seperti sedang asik bercanda, asik dsan serius main. Yang mana yang normal saya juga kurang paham karena saya bukan psikolog. saya hanya berusaha tuk tetap berpikir jernih bahwa semua ada proses.
Biasanya saat proses toilet training ini, kesabaran orangtua sangat diuji. Ini terjadi pada si ayahnya yang suka ngomel bila anaknya bocor. Klo dah gitu sebenernya saya juga pengen nangis saat itu saya cuma bilang: " adek,, besok2 segera ke kamar mandi ya,, ayo sekarang buka celananya, cebok di kamar mandi, ambil celana yang baru dilemari, lanjut pake!" . Kalimat itu lah yang berulangulang saya katakan bila ia bocor. Di saat lain saya bicarakan dengan ayahnya: gak usah pake marah,,semua perrlu waktu, bilang aja ayo tanggung jawab..., ke kamar mandi,,, pake celana yang baru dari lemari"
Peran ayah sangat diperlukan saat ini, terkadang si anak suka uji ayahnya. dia laporan,, ayah,, aku kepipisan,, Ayahnya dengan santai jawab " iya,, ayo tanggung jawab,, ke kamar mandi cebok,, pake celana yang baru".
Wah,, kalau mau saya ceritakan dengan detail, bisa panjang kayak drama. banyak suka dukanya. Oya penyebab anak mengompol ini bisa faktor psikologis dan medis, tanya langsung kehalinya ya,,
Jadi memang benar,, sampai kapan toilet training dilakukan?? jawabnya Sampai Bisa