Jumat, 04 Desember 2015

Bila anak mengalami penculikan


Si kecil suka main sendiri, asik dengan gadget, komunikasi tidak bagus.Waduh,, urgent untuk segera menambah skilll anak. Ini Penting untuk melindungi diri anak. Ada ibu-ibu yang sedang berkumpul dan bincang-bincang, salah satunya terbongkarlah rahasia kenapa ia selalu siap antar jemput anaknya meskipun sudah besar (masih dibawah kelas 5 SD). Ia mengaku tidak bercerita dengan pihak sekolah. Bahwa anaknya pernah mengalami penculikan.

Sungguh, saat itu yang terpikirkan oleh saya, bahwa anaknya di culik saat masih TK, karena ia bercerita si anak hilang saat di rumahnya dan iapun ada didalam. Si anak asik main gadget di depan rumah. Ketika saya konfirmasi usia berapa saat hilang ia pun mengatakan usia SD. Yang terpikirkan oleh saya adalah bagaimana kondisi anak itu saat ini. Meskipun ibunya tidak cerita keluhan-keluhan setelahnya, pastinya anak itu masih ingat betul saat-saat diculik. si anak bungkam mengenai apa yang telah dialaminya.

Saya berharap tidak terjadi apa-apa, tidak terjadi hal yang menghawatirkan. Si ibu menceritakan dengan gerak cepat, seluruh keluarga besar dikerahkan, juga lapor polisi, alhamdulillah si anak ketemu hanya dalam waktu beberapa jam saja dan posisi sudah jauh radius 2KM kira-kira.

Kisah diatas adalah kisah penculikan ketiga yang saya dengar langsung dari sumbernya.

Kisah penculikan lainnya, saya dengar langsung dari seorang anak SMP yang bercerita hampir saja dirinya dan temannya di culik oleh tante-tante. Alhamdulillah ini tidak terjadi sebab si gadis yang cerita ke saya ini,  beberapa hari sebelumnya sempat dinasehati oelh ayahnya. "kalau lagi di jalan hati-hati ya,, kalau ada orang yang ngajak ikut, minta antar, jangan mau ya. Takutnya kamu diculik". Si tante ini sempat minta di antar ke mayestik, 2 gadis  itu pun mau. Namun karena dah putar2 maytestik, dan tatapan aneh para pedagang rokok. si gadis yang pernah dinasehati itu menarik temannya tuk jalan cepat menjauh dari si tante dan segera
 naik angkot.

Kisah lainnya, dari murid saya sendiri. Saat itu  saya memberikan materi keputrian tentang cara melindungi diri saat di tempat umum. Mengingat banyak kasus pelecehan di angkutan umum. Yang ternyata para gadis usia smp ini banyak yang tidak tahu kalau ada beberapa hal yang ternyata itu sebuah pelecehan. seperti diajak bicara yang porno, penumpang pria selalu menempel saat diangkot, atau selalu ngerem mendadak saat naik ojek, di foto saat berolahraga dan tampak lekuk tubuh. Banyak pertanyaan saat itu. Salah satunya ada yg menceritakan kalau ia pernah mengalami penculikan saat ia kelas 1 SMP.

Saat itu saya sungguh salut dengan keberaniannya, si gadis bercerita pengalaman tidak menyenangkan di depan rekan-rekan.Dia bertanya " Bu, apa yg harus dilakukan jika hal itu terjadi?".
" MENANGIS, itu senjata yang paling mudah. Apa yg kau lakukan saat itu?" saya kembali bertanya.
"saya nangis" katanya. terlihat ia bernapas dengan lega.  Dan saya menegaskan " yup, apa yang kau lakukan sudah benar" . kalau perlu menangislah keras-keras.

Si gadis itu bercerita sambil saya pandu dengan beberapa pertanyaan agar bisa diambil pelajaran oelh temannya seperti modus pelaku saat memikat korban, modus pelaku saat meyakinkan korban lalu cara si korban lepas dari si penculik.Namun saya tidak berani menanyakan secara detail apa yg dialaminya. Saya membiarkan si gadis berceritaapa adanya. Mungkin saat itu ia pernah menceritakan kebeberapa orang untuk mengurangi kecemasannya. Bagi orang yang pernah mengalami peristiwa tidak menyenang kan sulit untuk bicara di tempat umum dengan baik.

Saya bangga akan keberanian murid saya dalam menghadapi peristiwa itu, ia berhasil melaluinya dengan baik. Ia berhasil menyimpan dan mengeluarkan kecemasannya dengan sangat baik. Mungkin ini yang dinamakan ketabahan oleh psikolog.

Untuk kasus pertama yang anak SD, mudah-mudahan ia memiliki ketabahan yang baik.

Psikolog mengatakan bila si anak pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan seperti- penculikan, kekerasan seksual, pelecehan seksual, tindak kekerasan, melihat kematian, atau peristiwa lainnya yang tak terduga- si anak bisa saja mengalami trauma dan bisa juga tidak trauma.

Untuk mengetahui kondisi anak, segera bawa ke psikolog. Mereka lah yang mengetahui dalam kondisi apa si anak ini. Apakah ada hal yang harus dikhawatirkan??

Seorang rekan juga pernah bercerita tentang masalah anaknya. Saya cuma berbicara ringan, "selama putri bapak masih mau mandi, ia akan baik-baik saja". karena saat itu saya pikir cuma masalah remaja saja. Namun betapa kagetnya saya ketika rekan saya  bilang putriny tidak mau mandi. Saya bilang,, wah.. itu mah harus ditangani ahli. Namun ia mengatakan sekarang sudah baik, ia  bantu dengan nasehat dan mengajak sholat.

saya jadi inngat kembali perkataan psikolog, mengenai ketabahan dan relaksasi.

Bila si kecil pernah mengalami peristiwa seperti diatas, dan terjadi perubahan perilaku bawa lah ke psikolog.

 Perlu bagi kita untuk memberikan skill kepada anak cara melindungi diri di tempat umum, tindakan preventif:
1. Menolak ajakan seseorang untuk ikut dengannya. Beri contoh kalimat,  misal " tidak, saya mau pulang dulu ganti baju"
2. Ajari keterampilan melaporkan. Biasakan untuk bertanya dan mendengarkan, ini untuk membangun komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Setiap hari
3. Bermain di luar, bukan dalam ruangan.
4. Kunci pintu kamar mandi bila di wc umum
5. selalu minta izin bila ingin ke suatu tempat
6...... apa lagi ya??? mohon bantuan dan ilmuny

Na'udzubillah min zalik, semoga Allah melindungi kita  dari yang demikan.amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar