Ada kisah seorang anak perempuan yang suka menahan BAB, ibunya memaksa dengan kasar, " Ayo! ee!" sambil kakinya di lebarkan di kamar mandi. Berhasil, anaknya tidak menahan ee lagi.
Untuk pengalaman saya, anak saya super sensitif jadi tidak bisa pakai cara itu. Berbicara denan nada keras aja, bisa banjir air mata, menangis pilu.
Kita harus tahu apa sih yang dikhawatirkannya? dalam masalh BAB dan BAK
tentu saja masalah utama harus diketahui dan konsultasikan pada ahlinya. Apa dia khawatir takut kamar mandi? atau jijik kena ee? atau yang lainnya. dengan begitu kita bisa cari solusinya. Nah..ini PR orang tua ya,,
kesimpulan ini saya dapat dari perbincangan dengan asisten psikolog saya tentang masalah pipis/BAK:
- bahwa kita perlu tahu jadwal pipis si anak. saya sudah terapkan dengan metode memberi timing
- mengetahui aktifitas anak. biasanya jika anak sudah bermain maka hasrat pipis tuh bisa tidak diperdulikan makanya jadi bocor deh,
- mngetahui jumlah asupan air dan aktifitasnya. Minum banyak tapi aktifitas sedikit tentu saja pipis juga banyak.
-daya tampung pipis si anak. semakin dewasa otomatis daya tampungnya juga lebih banyak.
Mengenai tidak mau BAB/ee, yang paling utama kita harus tau masalah utamanya apa, psikologiskah atau medis. Lebih baik konsultasikan kepada ahlinya
Untuk kasus anak saya, dia tidak mau BAB/ee sehingga dia menahan ee. Bukan sulit BAB karena masalah pencernaan. Penangananny sama seperti toilet training seperti tulisan sebelumnya.
Hal-hal yang pernah timbul pada anak saya mengenai BAB:
1. Merasa khawatir dengan kamar mandi (tidak nyaman) terlihat dia gelisah
Saya ingatkan dia, " ade, ini kamar mandi ade,,warnanya kuning bagus, ada bonekanya tuh.. (kebetulan shower kami berbentuk boneka lucu". lalu " kamar mandinya mama tutup ya,, biar sopan.."
2. Bilang sakit,
Saya tanya, sakitnya dimana? Sini..?(sambil pegang perut) . lain waktu saya tanya kembali bila dia bilang sakit, sini? (sambil memegang pantat). Jawaban saya selalu sama, " Iya,, klo sakit tahan sebentar, kuman-kumannya harus keluar ya.." " kan enzim-enzimnya lagi sapu kuman-kumannya supaya keluar" . Kalimat terakhir merupakan salah satu kalimat dongeng pencernaan kami.
3. Menyalahkan saya bila eenya kena celana ( karena menahan ee ada yang terkena sedikit di celana)
Dia bilang " mama sih,, nggak tanya aku mo ee nggak?". Itulah kesulitan saya, saya juga tidak mengerti untuk yang ini.
Tips dalam memberi reward: untuk yang ini saya dapat dari si mbak psikolog. Pakai sistem stiker, jika berhasil BAK/BAB beri stiker. Bila sudah ada jumlah tertentu beri hadiah. Komunikasikan ini dengan anak. Misal: Ade,,klo stikernya sudah 30 nanti kita beli donat ya,,". Ingat beri reward jangan yang terlalu konsumtif belikan saja makanan kesukaan anak, ato beri kebebasan main.
beri susu fermentasi, klorofil ini juga membantu loh dalam memperlancar pembuangan. Selain sayuran dan buahan
Perlu kesabaran yang luar biasa untuk ini, bila ada pembantu atau keluarga yang serumah, bekerja samalah konsisten dan satu komando.
Warning: saya hanya berbagi pengalaman saja. Konsultasikan kepada ahlinya baik itu psikolog, dokter anak, psikiater.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar