CARA PEMULIHAN TRAUMA
Cara pemulihan trauma tentu saja tidak sembarangan dilakukan. kita memerlukan bimbingan dari para ahli untuk menangani anak trauma. Bantuan ahli sangat diperlukan, karena itu jangan ragu untuk datang ke psikolog untuk menangiani masalah psikologisnya. Mintalah bimbiingan bagaimana menangani anak trauma saat dirumah.
Ada salah satu cara yang sangat mudah dilakukan orangtua dalam menangani anak trauma. Yaitu dengan cara mendongeng. Sebelum mendongeng orang tua harus tau dulu, si anak trauma akan apa? Misal si anak trauma air karena pernah tenggelam. Maka mendongenglah tentnag air, belajar berenang, air itu banyak manfaatnya. dsb.
Pengalaman mendongeng
Tujuan awalnya saya mendongeng agar si kecil bisa tenang saat menjelang tidur. Tapi ternyata tidak hanya ketenangan saja , banyak keterampilan dan pengetahuan yang didapat. Setelah dipikir-pikir keterampilan2 tersebut sangat diperlukan dalam pemulihan trauma. Anak dengan trauma terkadang muncul periilaku seperti tidak bisa tidur, takut keramaian, takut minum obat, suka menginggau, berteriak dalam tidur, takut mandi, bab dan bak di celana, diam tidak berani bicara, dan bentuk perilaku aneh lainnya. Perilaku ini terkadang juga muncul meskipun anak tersebut tidak trauma misal anak yang takut minum obat, suka menyendiri, menolak tidur. Nah,, untuk mengatasi perilaku aneh dan antik seperti diatas bisa dilakukan dengan mendongeng. Mudah-mudahan bisa pulih,,ya. konsultasikan ke ahlinya sepeerti psikolog dan dokter itu lebih baik.
berikut ini keterampilan yang didapat anakku setelah rutin mendongeng setiap malam. Tentu saja butuh waktu untuk mencapai keterampilan-keterampilan ini bisa 6 bulan lebih untuk melihat kemajuan yang di capai.
Mudah tidur
Mulanya sempet khawatir, anak-anaku sangat aktif, apa iya, mau untuk diam dan dengar?? Tapi setelah dicoba mereka mendengarkan bahkan tau isi dongengnya yang lalu-lalu. Sedangkan saya, dongeng yang sudah berlalu lupa, karena saya mendongeng secara mendadak saja. Biasanya bila satu dongeng belum bisa tidur mereka minta dua dongeng, setelah dongeng selesai mereka diam, peluk bantal tidak lama kemudian tertidur.a
Namun saat anakku sedang ada masalah memang dia sempat mengalami gangguan tidur, namun selang 6 bulan dia kembali tidur normal.
Dapat melaporkan rasa sakit dengan baik dan berani untuk berobat
Kebetulan anakku bila sakit terkadang diam saja, tahu-tahu ada luka. Kadang nangis tanpa menjelaskan apa-apa. Setelah saya berkali-kali mendongeng yang temanya melaporkan rasa sakit dan mengobatinya. Akhirnya anakku bisa melaporkan rasa sakit dengan baik, dimana,kapan, bagaimana. Dan mereka tidak takut untuk diobati atau pun minum obat yang pahit sekalipun.
Bisa menjelaskan alamat rumah, nama orangtua dan pentingnya mengingat itu.
Alamat rumah ini sangat penting, mengingat anakku pernah main ke tempat yang agak jauh dari rumah saat itu usianya 2 tahun. Kejadiannya saat ayahnya akan pergi dianya sedang main dan melihat ayahnya. Saya kira anak saya ikut ayahnya namun laporan dari tetangga ia jalan sendirian. Melarang untuk tidak keluar sangat sulit, batas area main sudah ditetapkan namun dilanggarnya. akhirnya mendongenglah saya dengan tema identitas diri
Bermain hanya dekat lingkungan rumah dan selalu main diluar tidak masuk kedalam rumah orang lain
Setelah pengalaman tersebut diatas, dan berkali-kali mendongeng kurang lebih tiga kali. Akhirnya anakku selalu taat pada batasan area bermain. Anakku sudah tau batasan itu dan senantiasa berusaha untuk mematuhinya. memang sempat mereka beberapa kali melanggar namun mereka melaporkannya sendiri tanpa saya minta kegiatan apa yang mereka lakukan disana dan biasanya mereka cuma sebentar dan kembali bermain diluar.
Menjadi lebih kritis
Pernah saya mendongeng tentang nyamuk, saya katakan " ...ada seekor kupu-kupu..."
"mama..! Kupu-kupu gak punya ekor ma...". Aih...bingung deh jelasinnya.
Pernah suatu ketika saya sedang diambang tertidur tapi masih mendongeng, karena lelah sekali, sempat saya bermimpi sedang di sekolah memberi tugas ke siswa. Namun kenyataan saya sedang mendongeng sambil ngelindur hasilnya " ...rusa pun mengerjakan PR .." . "Ma..! rusa gak ngerjain PR ma.. rusa hewan.." . Ups..
Memiliki pengetahuan tentang BAB
Keterapilan meminta izin bila ingin pinjam atau meminta
Keterampilan untuk selalu tidur tenang tidak loncat-loncat
Keterampilan tabah dalam sakit
Pengetahuan mengenal hewan
Pengetahuan tentang pertumbuhan tanaman
Pengetahuan penerimaan diri, kelbihan dan kekurangan
Membantu anak mengenal emosi dan cara mengatasi
Pengetahuan tentang meminta pertolongan
Mengurangi kecemmasan
Komunikasi orang tua dan anak semakin bagus
Demikian beberapa manfaat yang didapat dari mendongeng untuk balita dan anak.
Dengan mendongeng dapat pula membantu dalam pemulihan trauma anak, mengurangi kecemasan anak. Anak yang pernah mengalami suatu peristiwa tak terduga dan tidak menyenangkan bisa di kurangi rasa cemasnya degnan mendongeng. Boleh juga di coba untuk anak yang pernah mengalami tindak kekerasan sehingga terjadi trauma dan mengalami kecemasan yang luar biasa.
Dengan dongeng si anak bisa mengarahkan kita untuk membuat suatu cerita yang seharusnya terjadi, artinya dia pernah mengalami suatu peristiwa yang sama seperti di dongeng dan ia tidak ingin endingnya seperti kisah yang dialaminya. Ia akan mengarahkan ke happy end. Mungkin ini salah satu tanda bahwa si anak dalam proses pulih. Ini mtenurut pendapat dan insting saya loh,, entah benar atau tidak dalam teory nya.
Pengetahuan dan keterampilan di atas benar-benar telah terjadi pada anak saya, ingat ya,, ini butuh proses tidak simsalabim Berubah..
Sabtu, 10 Oktober 2015
Rabu, 07 Oktober 2015
Pertanyaan Tentang Toilet Training - toilet training praktis
Pertanyaan-pertanyaan mengenai toilet training sering kali muncul saat kita memiliki balita. pertanyaan tolilet training ini sering menjadi pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul seketika terlintas dalam pikiran. Belum lagi bila si kecil agak berbedas dengan yang lainnya. misalnya si kecil kok lain dengan anak lainnya yang semur ya?? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain seputar toilet trainging. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan seputar toilet training
Sejak kapan sebaiknya belajar ke toilet?
Berdasarkan pengalaman, akan lebih baik saat si anak sudah kenal pipis atau ee. Jadi saat dia kepipisan di celana dia membuat laporan " mama,, pis.." , jangan dimarahin atau kita mengomel akan kasur yang basah atau karpet basah. Bilang saja, " wah,, ade pipis ya,, ayo ke kamar mandi kita cebok" dan seterusnya seperti postingan saya sebelumnya tentang toliet training.
Sampai kapan Toilet training?
Sampai bisa, namun bila orangtuanya sudah merasa kesulitan segera konsultasikan kepada ahliny. Takutnya ada masalah medis atau psikologis yang kita tidak tahu.
Bagaimana bila ada trauma?
Trauma apapun, seperti pernah BAB berdarah sehingga sakit, jatuh di kamar mandi, trauma tindak kekerasan atau pelecehan. BAB dan BAK tetap harus dikeluarkan, katakan saja " ayo,, ade,, kita ee, mama temenin ya,," " ayo dikeluarkan biar sehat, biar kumannya keluar". Kalau pengalaman saya, saya beri dongeng pencernaan setiap hari saat dia santai. Dan terapkan prosedur toilet training secara konsisten. Untuk traumanya mintalah bantuan kepada ahlinya.
Sudah diajari tetapi masih suka pipis dan BAB di celana, gimana?
Itulah perjuangan orangtua untuk latihan kesabaran, anak saya pun pernah demikian. Setiap anak berperilaku demikian dia akan melihat respon orangtuanya. Katakan saja " ade, pipis ya,,," "nanti kalau pipis lagi bilang mama ya,," lanjut seperti prosedur toilet training. Lama kelamaan ia akan bilang/laporan meskipun telat, alias kena celana. Namun kedepannya mereka akan bilang saat akan pipis atau ee. Dan selanjutnya mereka mandiri. Ini sangat butuh kesabaran, apa lagi jika ini masa kemundurannya.
Apakah masih harus pakai diapers?
Kalau anak saya, pakai saat tertentu saja, seperti pergi dalam jangka waktu lama, saat ke masjid. namun saat sudah agak besar umur 4 tahun, tidak digunakan lagi. Tapi harus di kondisikan dulu, misal saat sebelum pergi ajak ke kamar mandi, katakan " ade, nanti klo mau pipis atau ee, bilang ya..". Sempatkan sesekali ke toilet untuk menghindari pipis di celana. Persiapkan baju cadangannya.
Bagaimana bila pakai popok kain?
Boleh saja, namun agak sulit jadinya untuk mengetahui kapan si anak itu pipis atau BAB. Untuk yang satu ini terus terang saya pernah paakai namun sampai umur 1,5 th saja selebihnya saya terapkan prosedur toilet training.
Bagaimana saat malam hari?
Biasanya saya pakaikan diapers hingga umur 3 tahun. Namun saat kemunduran terjadi, anakku usia 4 tahun saya pakaikan diapers kembali bila malam. Karena setelah beberapa kali mengompol dia sangat emosional melihat kasurnya basah. Setelah saya kontrol minumnya saat malam hari dan beberapa hari terkadang diapersnya tidak basah berarti secara fisik juga mendukung, diapers tidak digunakan lagi.
BAB keras, anak tambah menolak BAB, bagaimana ini?
Saat ada hasrat BAB dapat dilihat dari gerak geriknya seperti gelisah, keringetan. Segera bujuk ajak katakan " Ayo,, kita ee, biar gak tambah keras..". Motivasi dia, sambil usap-usap punggung bawah, pijit perutnya. Setelah fesesnya keluar puji dia, tanyakan bagaimana keadaannya. Bila ia mengeluh sakit katakan tidak apa, nanti diobati. Saat anak saya BAB sampai berdarah berarti kan ada luka di anusnya karena fesesnya keras. Saya obati dengan minyak zaitun. Saya katakan " ade,, eenya harus segera keluar biar gak tambah keras, ade juga harus banyak makan buah dan sayur, nanti kita makan pepaya ya,,biar gak keras".
Mengurangi susu, makanan berserat, makan agar-agar, minum klorofil , susu fermentasi ini juga membantu kelancaran BAB.
Warning: ini hanya sharing pengalaman saja, bila ingin konsultasi segera keahlinya, mungkin ada permasalahan medis atau psikologis yang kita orang awam tidask tahu.
Sejak kapan sebaiknya belajar ke toilet?
Berdasarkan pengalaman, akan lebih baik saat si anak sudah kenal pipis atau ee. Jadi saat dia kepipisan di celana dia membuat laporan " mama,, pis.." , jangan dimarahin atau kita mengomel akan kasur yang basah atau karpet basah. Bilang saja, " wah,, ade pipis ya,, ayo ke kamar mandi kita cebok" dan seterusnya seperti postingan saya sebelumnya tentang toliet training.
Sampai kapan Toilet training?
Sampai bisa, namun bila orangtuanya sudah merasa kesulitan segera konsultasikan kepada ahliny. Takutnya ada masalah medis atau psikologis yang kita tidak tahu.
Bagaimana bila ada trauma?
Trauma apapun, seperti pernah BAB berdarah sehingga sakit, jatuh di kamar mandi, trauma tindak kekerasan atau pelecehan. BAB dan BAK tetap harus dikeluarkan, katakan saja " ayo,, ade,, kita ee, mama temenin ya,," " ayo dikeluarkan biar sehat, biar kumannya keluar". Kalau pengalaman saya, saya beri dongeng pencernaan setiap hari saat dia santai. Dan terapkan prosedur toilet training secara konsisten. Untuk traumanya mintalah bantuan kepada ahlinya.
Sudah diajari tetapi masih suka pipis dan BAB di celana, gimana?
Itulah perjuangan orangtua untuk latihan kesabaran, anak saya pun pernah demikian. Setiap anak berperilaku demikian dia akan melihat respon orangtuanya. Katakan saja " ade, pipis ya,,," "nanti kalau pipis lagi bilang mama ya,," lanjut seperti prosedur toilet training. Lama kelamaan ia akan bilang/laporan meskipun telat, alias kena celana. Namun kedepannya mereka akan bilang saat akan pipis atau ee. Dan selanjutnya mereka mandiri. Ini sangat butuh kesabaran, apa lagi jika ini masa kemundurannya.
Apakah masih harus pakai diapers?
Kalau anak saya, pakai saat tertentu saja, seperti pergi dalam jangka waktu lama, saat ke masjid. namun saat sudah agak besar umur 4 tahun, tidak digunakan lagi. Tapi harus di kondisikan dulu, misal saat sebelum pergi ajak ke kamar mandi, katakan " ade, nanti klo mau pipis atau ee, bilang ya..". Sempatkan sesekali ke toilet untuk menghindari pipis di celana. Persiapkan baju cadangannya.
Bagaimana bila pakai popok kain?
Boleh saja, namun agak sulit jadinya untuk mengetahui kapan si anak itu pipis atau BAB. Untuk yang satu ini terus terang saya pernah paakai namun sampai umur 1,5 th saja selebihnya saya terapkan prosedur toilet training.
Bagaimana saat malam hari?
Biasanya saya pakaikan diapers hingga umur 3 tahun. Namun saat kemunduran terjadi, anakku usia 4 tahun saya pakaikan diapers kembali bila malam. Karena setelah beberapa kali mengompol dia sangat emosional melihat kasurnya basah. Setelah saya kontrol minumnya saat malam hari dan beberapa hari terkadang diapersnya tidak basah berarti secara fisik juga mendukung, diapers tidak digunakan lagi.
BAB keras, anak tambah menolak BAB, bagaimana ini?
Saat ada hasrat BAB dapat dilihat dari gerak geriknya seperti gelisah, keringetan. Segera bujuk ajak katakan " Ayo,, kita ee, biar gak tambah keras..". Motivasi dia, sambil usap-usap punggung bawah, pijit perutnya. Setelah fesesnya keluar puji dia, tanyakan bagaimana keadaannya. Bila ia mengeluh sakit katakan tidak apa, nanti diobati. Saat anak saya BAB sampai berdarah berarti kan ada luka di anusnya karena fesesnya keras. Saya obati dengan minyak zaitun. Saya katakan " ade,, eenya harus segera keluar biar gak tambah keras, ade juga harus banyak makan buah dan sayur, nanti kita makan pepaya ya,,biar gak keras".
Mengurangi susu, makanan berserat, makan agar-agar, minum klorofil , susu fermentasi ini juga membantu kelancaran BAB.
Warning: ini hanya sharing pengalaman saja, bila ingin konsultasi segera keahlinya, mungkin ada permasalahan medis atau psikologis yang kita orang awam tidask tahu.
Minggu, 04 Oktober 2015
Seputar tentang Toilet Training- Tidak mau BAB dan BAK di celana
Ada kisah seorang anak perempuan yang suka menahan BAB, ibunya memaksa dengan kasar, " Ayo! ee!" sambil kakinya di lebarkan di kamar mandi. Berhasil, anaknya tidak menahan ee lagi.
Untuk pengalaman saya, anak saya super sensitif jadi tidak bisa pakai cara itu. Berbicara denan nada keras aja, bisa banjir air mata, menangis pilu.
Kita harus tahu apa sih yang dikhawatirkannya? dalam masalh BAB dan BAK
tentu saja masalah utama harus diketahui dan konsultasikan pada ahlinya. Apa dia khawatir takut kamar mandi? atau jijik kena ee? atau yang lainnya. dengan begitu kita bisa cari solusinya. Nah..ini PR orang tua ya,,
kesimpulan ini saya dapat dari perbincangan dengan asisten psikolog saya tentang masalah pipis/BAK:
- bahwa kita perlu tahu jadwal pipis si anak. saya sudah terapkan dengan metode memberi timing
- mengetahui aktifitas anak. biasanya jika anak sudah bermain maka hasrat pipis tuh bisa tidak diperdulikan makanya jadi bocor deh,
- mngetahui jumlah asupan air dan aktifitasnya. Minum banyak tapi aktifitas sedikit tentu saja pipis juga banyak.
-daya tampung pipis si anak. semakin dewasa otomatis daya tampungnya juga lebih banyak.
Mengenai tidak mau BAB/ee, yang paling utama kita harus tau masalah utamanya apa, psikologiskah atau medis. Lebih baik konsultasikan kepada ahlinya
Untuk kasus anak saya, dia tidak mau BAB/ee sehingga dia menahan ee. Bukan sulit BAB karena masalah pencernaan. Penangananny sama seperti toilet training seperti tulisan sebelumnya.
Hal-hal yang pernah timbul pada anak saya mengenai BAB:
1. Merasa khawatir dengan kamar mandi (tidak nyaman) terlihat dia gelisah
Saya ingatkan dia, " ade, ini kamar mandi ade,,warnanya kuning bagus, ada bonekanya tuh.. (kebetulan shower kami berbentuk boneka lucu". lalu " kamar mandinya mama tutup ya,, biar sopan.."
2. Bilang sakit,
Saya tanya, sakitnya dimana? Sini..?(sambil pegang perut) . lain waktu saya tanya kembali bila dia bilang sakit, sini? (sambil memegang pantat). Jawaban saya selalu sama, " Iya,, klo sakit tahan sebentar, kuman-kumannya harus keluar ya.." " kan enzim-enzimnya lagi sapu kuman-kumannya supaya keluar" . Kalimat terakhir merupakan salah satu kalimat dongeng pencernaan kami.
3. Menyalahkan saya bila eenya kena celana ( karena menahan ee ada yang terkena sedikit di celana)
Dia bilang " mama sih,, nggak tanya aku mo ee nggak?". Itulah kesulitan saya, saya juga tidak mengerti untuk yang ini.
Tips dalam memberi reward: untuk yang ini saya dapat dari si mbak psikolog. Pakai sistem stiker, jika berhasil BAK/BAB beri stiker. Bila sudah ada jumlah tertentu beri hadiah. Komunikasikan ini dengan anak. Misal: Ade,,klo stikernya sudah 30 nanti kita beli donat ya,,". Ingat beri reward jangan yang terlalu konsumtif belikan saja makanan kesukaan anak, ato beri kebebasan main.
beri susu fermentasi, klorofil ini juga membantu loh dalam memperlancar pembuangan. Selain sayuran dan buahan
Perlu kesabaran yang luar biasa untuk ini, bila ada pembantu atau keluarga yang serumah, bekerja samalah konsisten dan satu komando.
Warning: saya hanya berbagi pengalaman saja. Konsultasikan kepada ahlinya baik itu psikolog, dokter anak, psikiater.
Untuk pengalaman saya, anak saya super sensitif jadi tidak bisa pakai cara itu. Berbicara denan nada keras aja, bisa banjir air mata, menangis pilu.
Kita harus tahu apa sih yang dikhawatirkannya? dalam masalh BAB dan BAK
tentu saja masalah utama harus diketahui dan konsultasikan pada ahlinya. Apa dia khawatir takut kamar mandi? atau jijik kena ee? atau yang lainnya. dengan begitu kita bisa cari solusinya. Nah..ini PR orang tua ya,,
kesimpulan ini saya dapat dari perbincangan dengan asisten psikolog saya tentang masalah pipis/BAK:
- bahwa kita perlu tahu jadwal pipis si anak. saya sudah terapkan dengan metode memberi timing
- mengetahui aktifitas anak. biasanya jika anak sudah bermain maka hasrat pipis tuh bisa tidak diperdulikan makanya jadi bocor deh,
- mngetahui jumlah asupan air dan aktifitasnya. Minum banyak tapi aktifitas sedikit tentu saja pipis juga banyak.
-daya tampung pipis si anak. semakin dewasa otomatis daya tampungnya juga lebih banyak.
Mengenai tidak mau BAB/ee, yang paling utama kita harus tau masalah utamanya apa, psikologiskah atau medis. Lebih baik konsultasikan kepada ahlinya
Untuk kasus anak saya, dia tidak mau BAB/ee sehingga dia menahan ee. Bukan sulit BAB karena masalah pencernaan. Penangananny sama seperti toilet training seperti tulisan sebelumnya.
Hal-hal yang pernah timbul pada anak saya mengenai BAB:
1. Merasa khawatir dengan kamar mandi (tidak nyaman) terlihat dia gelisah
Saya ingatkan dia, " ade, ini kamar mandi ade,,warnanya kuning bagus, ada bonekanya tuh.. (kebetulan shower kami berbentuk boneka lucu". lalu " kamar mandinya mama tutup ya,, biar sopan.."
2. Bilang sakit,
Saya tanya, sakitnya dimana? Sini..?(sambil pegang perut) . lain waktu saya tanya kembali bila dia bilang sakit, sini? (sambil memegang pantat). Jawaban saya selalu sama, " Iya,, klo sakit tahan sebentar, kuman-kumannya harus keluar ya.." " kan enzim-enzimnya lagi sapu kuman-kumannya supaya keluar" . Kalimat terakhir merupakan salah satu kalimat dongeng pencernaan kami.
3. Menyalahkan saya bila eenya kena celana ( karena menahan ee ada yang terkena sedikit di celana)
Dia bilang " mama sih,, nggak tanya aku mo ee nggak?". Itulah kesulitan saya, saya juga tidak mengerti untuk yang ini.
Tips dalam memberi reward: untuk yang ini saya dapat dari si mbak psikolog. Pakai sistem stiker, jika berhasil BAK/BAB beri stiker. Bila sudah ada jumlah tertentu beri hadiah. Komunikasikan ini dengan anak. Misal: Ade,,klo stikernya sudah 30 nanti kita beli donat ya,,". Ingat beri reward jangan yang terlalu konsumtif belikan saja makanan kesukaan anak, ato beri kebebasan main.
beri susu fermentasi, klorofil ini juga membantu loh dalam memperlancar pembuangan. Selain sayuran dan buahan
Perlu kesabaran yang luar biasa untuk ini, bila ada pembantu atau keluarga yang serumah, bekerja samalah konsisten dan satu komando.
Warning: saya hanya berbagi pengalaman saja. Konsultasikan kepada ahlinya baik itu psikolog, dokter anak, psikiater.
Sabtu, 03 Oktober 2015
Pengalaman Menangani Anak korban Bully
Beberapa tahun lalu, saat ini terjadi belum trend istilah bullying, yang ada cuma pennekanan dari si superior kepada yang lemah. Dari zaman saya sekolah juga ada peristiwa seperti ini, hanya saja waktu dulu saya beranggapan hal tersebut memang harus dilalui dengan baik, toh nanti juga biasa lagi.
Singkat cerita, si korban ini klo dikelas memang kurang diantaranya kurang gaul. Pakaiannya juga selalu rapi dan bersih, orang tuanya juga sangat perhatian. Setelah saya perhatikan memang ada perubahan pada dirinya, semakin diam, wajah jadi kusut, pakaian kusut, kotor dan pernah kancing lepas.
Mulanya sih, orang tuanya perhatian, kancing yang lepas di pasang kembali. Namun lama kelamaan sepertinya dibiarkan saja, mungkin agar anaknya juga lebih gereget dalam menghadapi temennya. Waktu itu saya sedang proses menyelidiki, karena tidak mungkin saya langsung menuduh begitu saja tanpa ada bukti.
Orang tua si korban juga tidak rewel, karena itulah saya bisa lebih berhati-hati dalam bertindak, sambil memberi arahan-arahan untuk si korban. Jadi penanganganan yang saya lakukan saat itu ada 3 bagian, yaitu:
terhadap korban, pelaku dan kelas.
Korban, saya berikan trik-trik untuk melindungi diri dari teman yang superior ini, jadi bukan sekedar nasihat. Memotivasi dirinya untuk bergaul dengan banyak teman, berikan trik langsung. Misal "coba deh pergi pulang sekolah bareng-bareng temen, sekalli-kali naik angkot lah.."
Pelaku, Karena si pelaku juga sering berulah dan banyak kasus, langsung saya doktrin dia " kamu itu jangan jadi troble maker, memang kamu gak bosen di marahin terus? Jadilah play maker yang baik". " kamu bisa kok, bikin kelas jadi kompak, tapi kompak yang bener misal kelas bersih, tugas kelas beres.." Kebetulan kelas yang saya pegang, sering di cap kotor, di cap malas mengumpulkan tugas.
Kelas, saat korban dan pelaku tidak ada, saya doktrin kelas bahwa melindungi teman adalah tanggung jawab bersama, harus berani untuk kebenaran karena kalian itu banyak dan dia cuma seorang. Kelas harus kompak yang otaknya lemah jangan minder minta ajarin sama yang pinter, yang pinter bagi ilmunya, maju kedepan kerjakan tugas bersama. Kelas bersih, klo berat buang sampahnya bayar nanti kita sewa pebantu. Saya tugaskan beberapa temannya untuk memberikan pendampingan, bukan bodyguard loh.
Saya bicara to the point aja, hasilnya luar biasa:
- kelas selalu bersih, kompak, tugas-tugas selalu dikumpulkan ( murid pinter dan murid yang galak selalu kontrol tulisan temannya yang malas-malas biar cepet selesai)
-si pelaku di pandang positif di kelas
- si korban jadi banyak temen bahkan suka di bantu oleh temennya saat test . Teman-temannya yang sudah selesai tes pasti tanya " Lo, udah selese belum?" biasanya di tambah plus arahan-arahan temennya.
Oya, meskipun orang tua korban tidak mempermasalahkan tentang anaknya, namun tetap saya wajib laporkan apa yang telah terjadi pada anaknya. Pertama yang saya ucapkan sih, mohon maaf atas peristiwa yang terjadi pada anaknya selama ini. Dan saya jelaskan perubahan-perubahan yang telah terjadi begitupula tindakannya. Hasilnya dia mengucapkan terimakasih dan ia juga sempat bingung dengan anaknya itu dan ia mengerti akhirnya.
Saya juga sempat menyarankan kepada orangtuanya agar membantu anaknya dalam bergaul, misal mengundang teman anaknya bila ada belajar kelompok ke rumahnya. Atau mengundang acara tasyakuran ulang tahun.
Terkadang seorang anak selalu di nasehati, jangan mau di buly lawan! Tapi kita sebagai orang tua atau guru suka lupa memberi arahan bagaimana cara lawannya.
Untuk trik dan bagaimana caranya ,, next post ya..
Singkat cerita, si korban ini klo dikelas memang kurang diantaranya kurang gaul. Pakaiannya juga selalu rapi dan bersih, orang tuanya juga sangat perhatian. Setelah saya perhatikan memang ada perubahan pada dirinya, semakin diam, wajah jadi kusut, pakaian kusut, kotor dan pernah kancing lepas.
Mulanya sih, orang tuanya perhatian, kancing yang lepas di pasang kembali. Namun lama kelamaan sepertinya dibiarkan saja, mungkin agar anaknya juga lebih gereget dalam menghadapi temennya. Waktu itu saya sedang proses menyelidiki, karena tidak mungkin saya langsung menuduh begitu saja tanpa ada bukti.
Orang tua si korban juga tidak rewel, karena itulah saya bisa lebih berhati-hati dalam bertindak, sambil memberi arahan-arahan untuk si korban. Jadi penanganganan yang saya lakukan saat itu ada 3 bagian, yaitu:
terhadap korban, pelaku dan kelas.
Korban, saya berikan trik-trik untuk melindungi diri dari teman yang superior ini, jadi bukan sekedar nasihat. Memotivasi dirinya untuk bergaul dengan banyak teman, berikan trik langsung. Misal "coba deh pergi pulang sekolah bareng-bareng temen, sekalli-kali naik angkot lah.."
Pelaku, Karena si pelaku juga sering berulah dan banyak kasus, langsung saya doktrin dia " kamu itu jangan jadi troble maker, memang kamu gak bosen di marahin terus? Jadilah play maker yang baik". " kamu bisa kok, bikin kelas jadi kompak, tapi kompak yang bener misal kelas bersih, tugas kelas beres.." Kebetulan kelas yang saya pegang, sering di cap kotor, di cap malas mengumpulkan tugas.
Kelas, saat korban dan pelaku tidak ada, saya doktrin kelas bahwa melindungi teman adalah tanggung jawab bersama, harus berani untuk kebenaran karena kalian itu banyak dan dia cuma seorang. Kelas harus kompak yang otaknya lemah jangan minder minta ajarin sama yang pinter, yang pinter bagi ilmunya, maju kedepan kerjakan tugas bersama. Kelas bersih, klo berat buang sampahnya bayar nanti kita sewa pebantu. Saya tugaskan beberapa temannya untuk memberikan pendampingan, bukan bodyguard loh.
Saya bicara to the point aja, hasilnya luar biasa:
- kelas selalu bersih, kompak, tugas-tugas selalu dikumpulkan ( murid pinter dan murid yang galak selalu kontrol tulisan temannya yang malas-malas biar cepet selesai)
-si pelaku di pandang positif di kelas
- si korban jadi banyak temen bahkan suka di bantu oleh temennya saat test . Teman-temannya yang sudah selesai tes pasti tanya " Lo, udah selese belum?" biasanya di tambah plus arahan-arahan temennya.
Oya, meskipun orang tua korban tidak mempermasalahkan tentang anaknya, namun tetap saya wajib laporkan apa yang telah terjadi pada anaknya. Pertama yang saya ucapkan sih, mohon maaf atas peristiwa yang terjadi pada anaknya selama ini. Dan saya jelaskan perubahan-perubahan yang telah terjadi begitupula tindakannya. Hasilnya dia mengucapkan terimakasih dan ia juga sempat bingung dengan anaknya itu dan ia mengerti akhirnya.
Saya juga sempat menyarankan kepada orangtuanya agar membantu anaknya dalam bergaul, misal mengundang teman anaknya bila ada belajar kelompok ke rumahnya. Atau mengundang acara tasyakuran ulang tahun.
Terkadang seorang anak selalu di nasehati, jangan mau di buly lawan! Tapi kita sebagai orang tua atau guru suka lupa memberi arahan bagaimana cara lawannya.
Untuk trik dan bagaimana caranya ,, next post ya..
Kamis, 01 Oktober 2015
Toilet Training - Kemunduran Dalam Toilet Training- trauma
Bila si kecil sebelumnya telah pandai untuk BAB dan BAK di toilet, lalu tiba-tiba ia kembali BAB dan BAK di celana artinya si kecil sedsang mengalami kemunduran. Cari tahu dulu nih, apa penyebabnya. apakah dia takut akan kamar mandi, baru masuk sekolah, mau ada adik bayi, trauma atau karena masalah medis. Biasanya insting seorang ibu sangat peka, apalagi bila si kecil memang membutuhkan bantuan ahli seperti dokter spesialis anak, psikolog. Segeralah konsultasikan masalah itu, biasanya dari masalah utama akan beranak pinak tuh,,,
Disamping itu, meskipun telah ditangani oleh dokter atau psikolog, tentu saja kita juga harus membantu anak dalam menghadapi kemunduran toilet training tersebut. Teruslah bersemangat dalam menjalani toilet training, banyak sabar dan berusaha.
Toilet training arti singkatnya yaitu latihan Buang Air Besar (BAB)dan Buang Air Kecil (BAK) di kamar mandi, juga bersih-bersih hingga memakai kembali celananya. Pengertian ini versi saya loh.
Biasanya orang tua zaman sekarang pasti menerapkan toilet training , diantaranya dengan cara:
1. Menggunakan Timing
Setiap 2 jam diajak ke kamar mandi, meskipun anak tidak pipis tetap ada proses bersih-bersih/cebok. Mengajak ke kamar mandi sesudah bangun tidur dan sebelum tidur.
2. Menggunakan potty
bentuknya dipilih yang lucu-lucu agar BAB atau BAK menyenangkan tidak membuat mereka takut.
Bila ada kemunduran toilet training
Biasanya sih dengan rutinitas poin diatas toilet training berhasil, lamanya tergantung masing-masing kesiapan anak. Namun terkadang sudah bisa ke toilet tapi menjadi mundur kembali. Anak BAK dan BAB di celana kembali. Banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi. Bisa karena trauma, minta perhatian orang tua, punya adik baru, pernah trauma BAB keras dan berdarah atau karena masalah medis.
Apapun penyebab kemundurannya , kita sebagai orang tua harus dengan sabar menerapkan kembali toilet training di samping menyelesaikan masalah utamanya. Untuk mencari tahu masalah utama nya itu apa, itulah PR orang tua. Diperlukan komunikasi dan hubungan yang bagus dengan anak.
Sampai kapan toilet training yang kedua ini? sampai anak umur berapa?
Saya pun juga pernah bertanya ke psikolog dengan pertanyaan demikian. Untuk kasus anak saya menurutnya sampai anak saya bisa. Kebetulan anak saya saat itu 4th dan sekarang 5 th masih proses.
Apakah caranya sama, pada toilet training yang kedua ini?
Dari pengalaman saya dengan anak pertama saya, caranya sama saja seperti 2 poin diatas. Waktu itu ia mengalami kemunduran karena kedatangan adik. Membutuhkan 1 tahun untuk berhasil.
Untuk pengalaman anak saya yang kedua, kasusnya berat. Masalah utamanya sudah saya temukan dan memerlukan bantuan psikolog. Dari psikolog anakku tetap toilet training dilakukan dengan cara yang biasa dan tetap melakukan hal-hal yang sudah saya lakukan.
Apa saja dilakukan pada toilet training kedua ini
Sudah 1 tahun saya dan anak saya melakukan toilet training, dan sekarang perkembangannya lumayan baik, meskipun terkadang masih kepipisan dan ke ee dicelana. Yang kami lakukan yaitu:
1. Memakai 2 poin diatas, namun timing waktu bukan 2 jam sekali tapi saya perlama (karena anakku sudh agak besar )hingga kami tahu jam berapa dia pipisnya. Saat-saat itu kami ajak dia ke toilet.
2. Selalu memotivasi anak kapanpun, tentunya saat dia sedang santai ya.
Gunakan kalimat yang singkat dan jelas. Misal: " ade, klo pipis di kamar man..." ( dii.. jawab kami bareng)
"Ade, klo mau pipis.. 'LARIII.'.kekamar mandi ya.. "( kata LARI pake nada yang semangat dan mengaijak seperti iklan film padelpop kedua klo gak salah)
3. Sabar dan jangan marah, bila anak pipis atau ee di celana
Tarik nafas dulu, (pake nafas perut ya,,kata psikolog anakku itu untuk ????sory lupa pokoknya biar turun emosilah) bilang ke anak " ade, pipis ya... ayo ke kamar mandi, kita cebok". Ini peting biar dia kenal pipis dan ee . Kalau tahap ini terlewati, anak akan lapor diri saat pipis atau ee meskipun masih di celana. Ini kemajuan juga artinya dia tau apa yang terjadi. Ingat ya,,, ini juga latihan kesabaran orang tua loh. Tahap berikutnya anak akan lapor diri saat akan pipis atau ee. Ini artinya berhasil toilet trainingnya
4. Menceritakan proses pencernaan/dongeng pencernaan (terjadinya BAB dan BAK)
Kebetulan kami punya buku ensiklopedi anak, dan ada gambarnya. Kami belajar proses itu namun tentunya dengan bahasa anak-anak biasa dikatakan Dongeng Pencernaan ( saya akan up lod ke youtube). Ketika belum punya buku itu saya menggunakan brosur minuman fermentasi Y****t. Di situ kan ada gambar usus, nah saya dongeng deh. Waktu itu saya minta di mbak keliling atau si lady ******.
5. Saat latihan BAB, waktu dia di kloset ceritakan dongeng pencernaan tadi.
Gunanya, memberi waktu si ee/feses mencari jalan keluar dan merangsang anak mengejan. Proses mengulur waktu ini tidak membaut anak takut, malah menyenangkan karena ada orang tua yang menemani.
6. Buatlah kamar mandi nyaman dan menyenangkan
Misal catnya warna terang, menempel stiker wall kartun kesukaan anak, menampilkan pernak-pernik anak seperti sampo, sikat gigi, sabun. Lampu kamar mandi pilih warna putih yang terang.
7. Ajarkan prosedur ke kamar mandi
Dari buka celana, tempat pipis dan ee dimana?, prosdeur bersih-bersih ( baik itu cebok atau menyiram bekas ee dan pipis) sampai pakai kembali celananya.
8. Beri reward bila dia berhasil melakukannya, meskipun cuma pujian.
Misal dia cuci tangan pakai sabun sendiri. " Ade, cuci tnagan pakai sabun ya,, emm wangi.." ( lakukan dengan setulus hati, gunakan nada bicara yang tulus dan penuh bangga) . Nada bicara sangat berperngaruh loh..
Hal-hal itu yang saya sampaikan ketika saya di tanya mengenai toilet training (waktu itu saya tidak detail seperti tulisan ini, to the point saja), dan psikolog anakku mengatakan untuk tetap dilanjutkan. Ada juga sih yang saya pelajari saat kasus toilet training dilimpahkan ke asistennya. Postingan berikut ya,, Dan ada juga sih beberapa prilaku muncul saat penerapan toilet training versi saya diatas,, postingan berikut saya ceritakan dan tindakannya. Tips n Trik toilet training, mohon tunggu di post berikutnya
Warning: Ini sekedar sharing pengalaman untuk lebih baiknya sih konsultasikan kepada ahlinya boleh ke psikolog atau ke dokter anak tergantung kasusnya. Tapi dengar-dengar sih, kalau ke spesialis anak ada beberapa dokter yang menangani jadi satu paket lah. Untuk yang satu ini saya belum pernah.
Langganan:
Postingan (Atom)